|
|
|
|
|
|
NABI LUT
|
Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Mesir, menuju Palestin, turut serta pula anak saudaranya, iaitu Nabi Lut. Tetapi tak lama
kemudian, desakan penghidupan memaksa kedua dua Nabi ini berpisah. Nabi Lut lalu menetap di sebuah dusun yang bernama Sadum,
di kawasan Palestin juga. Adapun penduduk kampung itu luarbiasa nakal dan rosak perangainya. Mereka berlumba lumba
mengerjakan kejahatan, segala rupa kejahatan: merompak, membunuh teman sendiri, menganiaya sesama manusia, sehingga tidak
seorang pun dari orang lain yang dapat lalu di situ, melainkan dirompak mereka. Salah satu kemesuman yang paling
busuk yang menjadi adat dan kebiasaan hidup mereka, ialah bahawa suka mengerjakan pekerjaan yang hina dina, iaitu melepaskan
syahwat terhadap orang lelaki, sedangkan terhadap perempuan tidak ada sedikitpun menarik hati dan kegemaran mereka.
Bertentangan dengan tabii alam yang biasa, dimana kaum lelaki dengan segala kepandaian dan kekuatan memrebutkan perempuan
cantik untuk dijadikan isteri, tetapi mereka ini tidaklah tertarik sedikit juga hatinya terhadap kaum wanita yang bagaimanapun
juga cantik dan moleknya, Yang mereka rebutkan, sampai dengan menghabiskan harta dan menumpahkan darah, ialah orang orang
lelaki sendiri lebih lagi pemuda pemuda yang gagah dan cantik, untuk dijadikan teman hidup dan pelepas hawa nafsu mereka.
Jika ada pemuda yang lalu ke kampung mereka, pasti pemuda itu mereka goda dan diperebutkan, kadang kadang sampai
dengan menumpahkan darah, antara satu sama yang lain. Dapatlah digambarkan, bagaimana buruk dan celakanya nasib wanita
di saat itu. Tidak ada orang suka kepada mereka, tidak ada yang menghiraukan. Mereka terpaksa mengerjakan hal hal yang tak
layak pula dengan sesama wanita sendiri untuk sekadar menghilangkan nafsu berahi mereka sebagai wanita. Kerusakan masyarakat
sungguh hebat dan merata di seluruh pelusuk dan lapisan. Demikianlah hidup mereka puluhan tahun lamanya. Kejahatan
dan kemesuman itu bukan semakin berkurang, sebab tidak seorang juga di antara mereka yang mahu menurutkan nasihat orang lain.
Bahkan kejahatan dan kemesuman itu semakin menjadi jadi, sehingga keluar dari batas perikemanusiaan samasekali. Terhadap
kaum yang begitu itulah, akhirnya Allah menurunkan perintah kepada Nabi Lut dengan perantaraan wahyuNya. Perintah untuk membimbing
kaum yang sesat kepada menyembah Allah, menjauhi segala kejahatan dan kemesuman, menghentikan semua kemungkaran yang sudah
menjadi tabiat dan adat mereka itu. Tetapi, semua ajaran dan peringatan Nabi Lut itu tidak dapat masuk dalam telinga
dan hati mereka. Kejahatan dan kemesuman mereka lakukan terus, bahkan semakin hebat dan hebat juga. Nabi Lut dengan tabah
tak bosan bosannya memberikan nasihat nasihat dan pengajaran kepada mereka, diingati dengan ancaman azab Allah. Tetapi semua
itu mereka permudahkan malah mereka ejek saja.
|
|
|
|
|
|
Akhirnya Nabi Lut mendoa ke hadhrat Allah, minta agar kaumnya yang
sesat itu ditunjuki. Dan kalau sudah nyata nyata tidak akan dapat ditunjuki dan diajari samasekali lagi, Nabi Lut minta agar
kepada mereka diturunkan ajaran yang tidak berupakan nasihat dan kata kata saja, tetapi dikirimkan azab yang sengeri ngerinya,
agar dengan azab itu mereka insaf kembali atau musnah samasekali. Sebab tidak ada gunanya hidup mereka di muka bumi ini, selain
dari menambah kerusakan dan kejahatan saja. Doa Nabi Lut ini didengar dan dikabulkan Tuhan. Tuhan mengutus beberapa Malaikat
untuk menurunkan seksa terhadap kaumnya Nabi Lut yang derhaka dan tak mahu ditunjuki itu. Malaikat malaikat itu mula mulanya
turun dan singgah di rumahnya Nabi Ibrahim dengan berbentuk manusia. Mula mula Nabi Ibrahim mengira yang Malaikat malaikat
itu manusia biasa yang bertamu ke rumahnya. Mereka diperlakukan Nabi Ibrahim sebagai tamu. Tetapi Malaikat malaikat itu menerangkan
yang bahwa mereka adalah Malaikat yang diutus Allah ke kampung Nabi Lut, untuk menurunkan seksa yang sehebat hebatnya terhadap
mereka yang engkar itu. Alangkah terperanjat Nabi Ibrahim mendengarkan seksa yang akan datang itu, dan meminta kepada
Malaikat malaikat itu untuk menunda datangnya seksa itu, dengan harapan mudah mudahan mereka kembali dari kejahatan mereka.
|
|
Tetapi dengan tegas dijawab oleh Malaikat malaikat yang datang itu,
bahawa kepada mereka sudah dikirim Nabi Lut untuk mengembalikan mereka dari kesesatannya. Sayang mereka tidak mendengarkan
ajakan Nabi Lut itu, sehingga semua usaha dan daya sudah dipandang cukup. Dan ditegaskan pula bahwa Nabi Lut serta orang orang
yang percaya akan terlepas dari seksa itu. Sedang isteri Nabi Lut sendiri pun akan turut pula merasakan seksa hebat itu, karena
dia termasuk orang orang yang engkar dan tidak menurutkan kebenaran Nabi Lut. Malaikat malaikat itupun meninggalkan rumah
Nabi Ibrahim, pergi menuju ke desa Sadum yang derhaka itu dengan berbentuk manusia yang masih muda belia dengan wajah yang
cantik molek dan menarik. Di tengah jalan Malaikat malaikat itu bertemu dengan seorang anak perempuan yang sedang mengambil
air minum. Kepada anak perempuan itu, Malaikat malaikat itu minta supaya diperlakukan sebagai tetamu di rumahnya. Oleh anak
perempuan itu diterangkan akan tabiat penduduk kampungnya sendiri yang penuh dengan kejahatan, lebih lebih kalau melihat dan
mengetahui akan lelaki yang berwajah cantik, pasti timbul perkosaan dan pencemaran dengan segala cara yang mesum mesum. Maka
sebelum menerima permintaan tetamu yang terdiri dari dua orang pemuda yang cantik molek, anak perempuan ini minta izin lebih
dahulu kepada tetamunya untuk memberitahukan dan bermusyawarah dengan bapanya. Anak perempuan itupun pulang ke rumahnya
memberitahukan kepada bapanya dengan berkata: Ya bapaku, di sana di pintu masuk ke kota ini, ada dua orang lelaki, yang belum
pernah saya lihat penduduk kampung kita ini sebaik dan secantik kedua mereka itu. Keduanya ingin bermalam di rumah kita. Tetapi
saya takut kalau diketahui oleh penduduk kampung kita ini, beradanya mereka di tempat kita ini. Bapa ini adalah Nabi Lut
sendiri, sedang anak perempuan itu adalah anaknya Nabi Lut. Alangkah terkejutnya Nabi Lut mendengar khabar ini. Setelah
bertanyakan akan keadaan kedua orang itu, Nabi Lut memberikan nasihat kepada anaknya bagaimana cara caranya agar tetamu itu
tidak sampai diketahui oleh penduduk kampungnya.
|
|
Mula mula Nabi Lut agak keberatan menerima kedua pemuda itu menjadi
tetamu di rumahnya sendiri, takut kalau-kalau diketahui rakyat dan pasti akan mendatangkan kecelakaan besar bagi tamu dan
dirinya sendiri. Tetapi kerana rasa perikemanusiaan, dia tidak sampai hati untuk menolak tetamu yang ingin menumpang dan bermalam
di rumahnya. Akhirnya Nabi Lut dengan diam diam dan sembunyi sembunyi agar jangan dilihat orang, ingin berjumpa sendiri
dengan kedua pemuda yang bertamu itu. Setelah bertemu, lalu Nabi Lut menasihatkan supaya kedua pemuda itu berhati hati
sekali, jangan diketahui orang dan jangan sampai menumpang di rumah orang lain di desa itu, agar jangan diperkosa dan menjadi
mangsa nafsu dan kemesuman mereka. Nabi Lut bersedia membawa mereka bermalam dan menjadi tetamu di rumahnya sendiri, tetapi
harus berhati hari benar. Dengan rasa khuatir dan waswas yang memuncak, tetamu itupun dibawanya pulang dengan diam diam
dan sembunyi sembunyi. Tetapi malang baginya, dalam pada itu isteri Nabi Lut sendiri, telah mengetahui akan kejadian ini dan
telah menyiarkan kedatangan tetamu itu kepada penduduk kampungnya. Alangkah terkejutnya Nabi Lut, setelah dia dan tetamu
itu sampai di rumahnya sendiri, penduduk kampungnya sudah berkerumun mengepung rumahnya, ingin mendapatkan lelaki yang cantik
yang menjadi tamu Nabi Lut itu untuk pelepas nafsu mereka sebagai yang diterangkan di atas tadi. Tidak ada lain bagi Nabi
Lut untuk menghindarkan kemesuman yang akan terjadi, selain memberi nasihat kepada mereka sekali lagi, agar mereka kembali
ke jalan yang henar, meninggalkan pekerjaan yang keji dan mesum itu serta takut kepada seksaan Allah yang mungkin datang.
Semua nasihat Nabi Lut itu hanya melayang di udara, tidak satu pun yang dapat masuk dalam telinga dan otak mereka. Malah
di saat Nabi Lut memberi nasihat itupun sebahagian mereka sudah bersiap untuk menyerbu merebutkan dua pemuda yang menjadi
tetamu Nabi Lut itu. Melihat keadaan yang genting itu, Nabi Lut dengan segera menutup pintu rumahnya, serta menguncinya dari
dalam, agar tidak seorang pun dari mereka itu yang dapat masuk ke dalamnya.
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Nabi Lut menasihati mereka melalui sebuah jendela, agar mereka penduduk yang sesat itu kembali kepada isteri mereka
masing masing, yang sudah diajarkan halal bagi mereka. Membuang adat yang kotor itu sejauh jauhnya, dan memperingatkan, bahawa
kalau mereka tak menurutkan nasihatnya akan datang seksa Tuhan yang sehebat hebatnya. Nasihat Nabi Lut ini mereka
jawab dengan berkata: Hai Lut, kami tidak tertarik kepada anak anak perempuan engkau, kami tidak hendak dan tak ingin terhadap
perempuan, engkau sudah tahu apa apa yang kami ingini itu. Nafsu mereka sudah tiba di puncak matahari dan perasaan
mereka sudah tertutup oleh nafsu yang memuncak itu, sehingga nasihat yang bagaimana juga pun hebatnya tidak akan terdengar
lagi oleh telinga mereka, tidak akan diterima lagi oleh akal mereka. Mereka semakin mendesak memaksa masuk ke rumah Nabi Lut.
Mereka masuk lantas menyerbu terhadap tetamu yang dua orang itu, berebutan sebagai binatang buas. Melihat hal yang
demikian itu, kedua orang tetamu itu, iaitu Malaikat malaikat yang diutus Tuhan itupun berkata kepada Nabi Lut: Hai Lut, janganlah
khuatir benar, kami ini Malaikat yang diutus Allah untuk mengabulkan doa engkau dan melepaskan engkau dari bahaya besar ini,
mereka tidak dapat berbuat apa apa terhadap engkau dan kami, mereka malah akan dapat dihancurkan. Barulah hilang ketakutan
dan kekhuatiran Nabi Lut. Dengan sekejap mata, Nabi Lut, anak perempuannya, dua Malaikat itu sendiri beserta orang orang yang
beriman dengan Lut, dapat meloloskan diri dari kepungan kaum derhaka itu. Nabi Lut dan pengikut pengikutnya diperintahkan
Malaikat itu untuk meninggalkan desa yang keparat itu, dan tidak dibolehkan membawa isterinya sendiri, karena isterinya termasuk
mereka yang akan menerima seksa. Seperginya Nabi Lut dan sahabat sahabatnya, maka turunlah seksa Tuhan atas desa dan penduduk
desa itu. Mula mula sekali bergoncanglah bumi dengan sehebat hebatnya, sehingga runtuh segala gubuk dan gunung, segala gedung
gedung dan rumah rumah. lalu turun hujan batu yang sehebat hebatnya. Sehingga dalam sekejap mata saja, datarlah kampung itu
dan lenyaplah semua penduduk yang jahat, engkar dan derhaka itu. Firman Allah: Kejadian itu adalah satu ayat Allah,
tetapi banyak orang yang tidak percaya. Sungguh hebat dan mengerikan sekali siksa Tuhan yang ditimpakan kepada kaum
Lut, kerana kejahatan yang mereka lakukan adalah puncak segala kejahatan, iaitu yang dinamai kemesuman, bahkan puncak dari
segala perbuatan mesum. Pembunuhan, perzinaan, perompakan semuanya itu adalah perbuatan mesum, perbuatan yang menjatuhkan
darjat manusia. Tetapi melepaskan nafsu berahi (sexual) antara sesama lelaki atau sesama wanita, adalah lebih mesum dari semua
kemesuman kemesuman yang tersebut di atas ini. Binatang pun tak pernah melakukan kemesuman semacam ini. Bagaimanakah
jadinya masyarakat manusia kalau kemesuman seperti itu bermaharajalela dan merata? Akibatnya ialah terhentinya keturunan,
manusia akan lenyap dari permukaan bumi. Bumi akan kosong dari makhluk yang bernama manusia. Bumi akan didiami hanya oleh
binatang binatang lata. Ya, sampai demikianlah jahatnya manusia berakal kalau dibiarkan, kalau tak mahu menurutkan
pimpinan Allah dengan perantaraan para Nabi dan RasulNya. Manusia akan kehilangan rasa malu, bila meninggalkan pimpinan Allah
dan RasulNya. Tanpa perasaan malu, manusia akan menjadi lebib rendah daripada binatang yang tak punya akal. Nabi
Lut beserta kedua orang puterinya beserta orang orang yang beriman dengannya dihindarkan Allah dari seksa hebat itu, kerana
mereka orang orang beiman. Tetapi isteri Nabi Lut turut musnah kerana dia termasuk golongan orang orang yang kafir itu.
Tetapi sayang, dalam Bible Perjanjian Lama, Kitab Kejadian 19, ayat 30 sampai 38, dicantumkan cerita yang sangat menodai
akan kesucian Nabi Lut dan kedua orang puterinya. Tercantum disitu, bahwa kerana semua lelaki sudah musnah, sedang puteri
itu menginginkan turunan yang baik, lalu kedua puteri itu bersepakat untuk memberikan minuman tuak yang memabukkan kepada
Nabi Lut, agar Nabi Lut menjadi mabuk (hilang akal atau kesedarannya). Di saat Nabi Lut kehilangan kesedaran itu, lalu kedua
puterinya itu mengajak bapanya sendiri iaitu Nabi Lut untuk bersetubuh (Nauzu Billah), agar mendapatkan keturunan dari bapanya
sendiri. Alangkah kotor dan mesumnya cerita yang demikian ini, tertulis dalam sebuah kitab yang mereka anggap suci.
Nabi Muhammad diutus membawa Kitab Suci al-Quran di antara lain adalah untuk membersihkan nama dari setiap Nabi dan Rasul
Allah, termasuk Nabi Lut dan kedua puterinya itu. Firman Allah dalam al-Quran: Sesungguhnya Lut adalah seorang dari
orang orang yang diutus. Ertinya salah seorang Rasul dari Rasul rasul Allah yang suci dan murni. Tidaklah mungkin seorang
Rasul Allah akan minum tuak yang haram dan terlarang, akan mabuk hilang akal dan kesedaran, apalagi akan berbuat mesum dengan
puterinya sendiri. Sungguh satu tuduhan palsu yang sangat maksum. Umat Islam wajib membela nama dan kesucian Nabi.
|
|